Skip to main content

Tersier Butil Hidroksiquinon : Antioksidan Yang Menghambat Kerja Sistem Imun

Tersier-butil hidroksiquinon (tBHQ) merupakan senyawa aromatik yang mengikat gugus butil dan dua buah gugus hidroksil (-OH) sehingga  berperan sebagai antioksidan (karakter yang dimiliki suatu senyawa yang mampu menangkap radikal bebas) untuk mencegah pembusukan lemak.

Secara fisik, tBHQ adalah senyawa kristal berwarna putih kecoklatan, dan  larut dalam pelarut air sehingga dianggap bukan suatu bioakumulat. 

Sertifikasi tBHQ
TBHQ tersertifikasi aman sebagai pengawet makanan untuk konsumsi manusia. Lembaga seperti FDA (Food and Drug Administration) dan FSIS (Food Safety and Inspection Service) membatasi penggunaan tBHQ pada konsentrasi tidak lebih 200 mg/kg (setara 200 ppm) atau 0,02% per berat kadar lemak atau minyak pada makanan. 

tBHQ vs Tokoferol
Menurut Nova International, sebuah lembaga yang berjasa membuat tBHQ dan ikut melayani pasar makanan secara global, tokoferol sebagai antioksidan alami yang ada dalam minyak nabati belum cukup menjaga stabilitas oksidatif sekalipun jika ditambahkan ke dalam minyak nabati tidak meningkatkan stabilitas sehingga diperlukan tBHQ. 

Produk Terapan tBHQ
tBHQ termasuk ke dalam pengawet makanan karena dapat menjaga usia produk lebih lama, terutama makanan yang mengandung lemak. Oleh karena itu, tBHQ banyak ditemukan pada beberapa produk makanan termasuk minyak nabati, keju, penganan (gula-gula), sereal, keripik kentang, mi instan, pengemulsi, mentega, daging yang dibekukan, perencah, dan kudapan lainnya. 

Studi Efek Konsumsi tBHQ
Antioksidan tBHQ dapat dengan sendirinya teroksidasi menjadi molekul-molekul kecil, seperti tersier-butil quinon, yang berakibat buruk bagi hati. Akan tetapi, tBHQ juga dapat memicu produksi enzim quinon reduktase, yang diduga sebagai senyawa yang terlibat baik dalam melawan kanker maupun melawan kerusakan gen. 

Studi terkini mengenai serangan virus flu pada tikus yang terpajan tBHQ telah menunjukkan bahwa tBHQ dapat menekan fungsi sel T helper dan killer, yaitu dua jenis sel T sistem imun yang berperan melawan virus influenza. 

Seorang mahasiswa doktoral bernama Robert Freeborn menyebutkan bahwa tikus yang terinduksi virus flu (H1N1 dan H3N2) dan setelah diberikan diet tBHQ dengan dosis yang sebanding yang dikonsumsi manusia, menujukkan adanya respon imun yang lemah dalam melawan kedua infeksi virus tersebut. Bukti ini ditandai dengan penurunan jumlah sel CD8 T dan CD4. 

“CD4 T cells are like movie directors that tell everyone else what to do, The CD8 T cells are the actors that do what the director wants.” (Robert Freeborn, a doctoral student in pharmacology and toxicology at Michigan State University)"

tBHQ juga memperlambat aktivasi awal sel T, sehingga menurunkan kemampuan sel dalam melawan virus dengan cepat. Hal ini membolehkan virus menyebar lebih luas sampai sel-sel ini sepenuhnya teraktivasi. 

Namun penelitian ini belum dilakukan pada manusia, sehinga Freeborn berencana melanjutkan studinya pada sampel darah manusia untuk mengetahui bagaimana tBHQ mempengaruhi aktivitas sel T.

tBHQ didagangkan secara luas namun seringkali tidak terdaftar dalam rincian komposisi produk, sehingga sulit untuk diketahui manakah produk yang terpajan tBHQ selama preparasi makanan. Oleh karena itu, Freeborn menyarankan dengan mengenali dan menghindari produk yang terpajan tBHQ akan membantu mengurangi konsumsi tBHQ. 
       oOo
Referensi:
Kembali Ke Atas

Popular posts from this blog

Potensial Zeta Eritrosit

Download Ebook IELTS (Gratis)